Info Wisata Ke Ujung Barat Sumatera

Ketika mendengar kata Sabang, lagu Dari Sabang sampai Marauke langsung terlintas di ingatan saya. Lagu ciptaan R. Suharjo tersebut mengingatkan saya betapa kayanya Indonesia akan sumber daya alam termasuk sumber daya bahari. 
Sumur Tiga Beach. Photo by Gorka Nelson, source flickr.
Maklum saja, terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau-pulau indah. Bertabur dari Sabang hingga Marauke. Dan cerita petualangan saya kali ini datang dari ujung terbarat Indonesia, yaitu Kota Sabang.

Sabang sebenarnya adalah kota kecil yang terletak di Pulau Weh dan berjarak sekitar 14 mil atau 22,5 kilometer dari Banda Aceh. Yang menarik dari Sabang, sebenarnya adalah keberadaan Pulau Weh yang memikat hati dengan keindahan pantai dan pemandangan bawah airnya yang menakjubkan.

TERSOHOR SEJAK ZAMAN YUNANI KUNO
Banyak cerita yang beredar di masyarakat setempat seputar keberadaan Pulau Weh. Di antaranya betapa pulau tersebut telah mencuri perhatian dunia sejak zaman Yunani Kuno. Konon, pada 301 sebelum masehi, seorang geologis asal Yunani bernama Ptolomacus melakukan penjelajahan keliling dunia. 
Photo by: Gorka Nelson (source flickr)






















Pada suatu titik menuju Asia, Ptolomacus berlabuh di Selat Melaka dan singgah ke sebuah pulau yang membuatnya takjub. Karena kilaunya bak emas, Ptolomacus menamai pulau itu sebagai Pulau Emas. Pada abad ke-12, si petualang dunia, Sinbad, juga melakukan perjalanan berkeliling dunia. Dalam perjalanan dari Arab menuju Cina, Sinbad juga singgah ke Pulau Emas, atau yang kini dikenal dengan nama Pulau Weh.

Nama Pulau Weh sendiri diambil dari Bahasa Aceh, yaitu Weh yang berarti pisah. Hal itu didasarkan pada, cerita para leluhur Pulau Weh yang mengatakan bahwa pada zaman Pleistosen, Pulau Weh menyatu dengan Pulau Sumatera. Puncak tertinggi Pulau Weh yang kala itu berupa gunung berapi fumarolik setinggi 2024 kaki pun meletus dan memisahkan Sabang dari Sumatera.

PULAU CANTIK DI LAUT ANDAMAN
Perjalanan ke Pulau Weh dimulai dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh. Sekilas, memori saya kembali ke masa di mana Aceh dihantam gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004.But the good news is Aceh reborn! Provinsi yang dijuluki Kota Serambi Mekah itu, menawarkan seribu petualangan seru bagi orang-orang yang menyambanginya. Dan saya pun siap untuk petualangan itu!
Photo by: Gorka Nelson, (source flickr)
Menuju Pulau Weh, saya terlebih dahulu menuju Pelabuhan Ulee Lheue, yang terletak di Kecamatan Meuraksa, Banda Aceh. Dari Ulee Lheue, saya memilih untuk menaiki Kapal Express Bahari dengan waktu tempuh sekitar 50 menit menuju Pelabuhan Balohan, Sabang. Keluar dari kapal, aroma khas laut menusuk hidung dan memanggil-manggil untuk segera dicicipi. Sabar dulu, karena saya masih harus mencari penginapan untuk beristirahat.

Dari Balohan, sebuah mobil sewaan yang saya pesan sebelumnya telah siap menjemput di pelabuhan. Dan saya pun meluncur ke Guest House Pantai Kasih untuk beristirahat sejenak. Lokasinya yang cukup dekat dengan Pantai Kasih dan Sumur Tiga membuat saya menyukai penginapan ini.

Setelah beristirahat sejenak, kini saatnya berpetualang. Saya manfaatkan hari pertama dengan mengunjungi Air Terjun Pria Laot. Air terjun cantik tersebut terletak sedikit tersembunyi di balik tebing dan rimbunnya pepohonan, di Desa Pria Laot. 
Photo by: Gorka Nelson, source flikr.
Lokasinya berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Sabang, hingga bertemu jembatan desa yang berdekatan dengan menara pompa air minum Kota Sabang. Dari jembatan tersebut saya masih harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer atau sekitar 40 menit untuk bisa mencapai air terjun.

Selama perjalanan, saya disuguhi jalanan berbatu, hutan rimbun dan harus menyeberangi sungai. Sebuah usaha yang cukup keras sebelum akhirnya saya bertemu dengan air terjun cantik yang bertaburkan batu-batu raksasa berwarna hitam. Tampak beberapa anak laki-laki berenang di kolam yang terdapat di bawah air terjun.

Perjalanan saya lanjutkan dengan bersantai di Pantai Sumur Tiga sambil menikmati keelokan matahari tenggelam. Secangkir kopi Aceh yang harum dan nikmat menjadi penyempurna malam pertama saya di Sabang. Maklum, Aceh memang terkenal dengan kopinya. Maka jangan heran, apabila Anda menemukan jejeran kedai kopi di Sabang. Tidak perlu keluar uang banyak untuk menikmati secangkir kopi Aceh ini. Cukup Rp3.000 saja per cangkir. Sempurna!

UNDERWATER TIME!
It’s time for underwater adventure! Hari kedua saya manfaatkan untuk menjejali keindahan bawah air Pulau Weh. Pada dasarnya, Weh memiliki empat pulau kecil cantik yang mengelilinginya, yaitu Pulau Klah, Rubiah, Seulako dan Rondo. 
Iboih Beach in Rubiah Island. Photo by Lukin Irawan.
Di antara keempat pulau tersebut, Rubiah menjadi titik selam favorit para penyelam. Maka jangan heran, kalau Rubiah selalu dipenuhi turis-turis asing yang berhasrat untuk melongok secara langsung keindahan salah satu titik selam terseksi di Indonesia itu. 

Bagi penyelam, Anda dapat menggunakan jasa Rubiah Tirta Dive Centre untuk menyelami keindahan Pulau Rubiah. Di pulau tersebut, terdapat beberapa titik selam, seperti Rubiah Sea Garden. 
Diving in Rubiah. Photo by: Smile Indonesia, source flickr.
Di bawah air Rubiah inilah, Anda bisa menemukan beberapa mahluk laut langka yang mengagumkan. Sebut sajaBufo valhallae dan hiu mulut besar (Megamouth shark). Tidak hanya itu, Anda juga bisa bertemu dengan beberapa hewan laut lainnya seperti pari manta, hiu, paus, Mola Mola, pipefish, belut laut, ikan stargazers, ikan daun, lumba-lumba dan penyu laut.

Photo by Adreea Bodea, source flickr.























Nah, karena tidak menguasai teknik menyelam, saya pun memilih untuk bersnokeling di Pantai Iboih yang terletak dekat Pulau Rubiah. Sungguh tidak mengecewakan! Karena saya dapat melihat terumbu karang cantik dan ikan-ikan warna warni berseliweran di depan mata saya. Airnya yang berwarna hijau toska betul-betul menyihir saya.
Iboih, Rubiah Island. Photo by Lukin Irawan.
Snorkeling time. Photo by: Andreea Bodea, source flickr
Setelah snorkeling, saya bergerak ke Pantai Gapang. Hampir sama dengan Iboih, Gapang merupakan pantai pasir putih yang menawan. Namun, pantai ini  tampak lebih ramai dengan jejeran penginapan di tepi pantai. Penginapan-penginapan tersebut dapat menjadi alternatif Anda untuk menginap selama berkunjung ke Pulau Weh.

PERFECT HOLIDAY
Petualangan ke Pulau Weh kali ini saya tutup dengan singgah ke Tugu Nol Kilometer. Kata warga setempat, tidak afdhal rasanya berkunjung ke Weh tanpa singgah ke tugu setinggi 20 meter tersebut.

Setelah itu, saya memutuskan untuk bergegas ke Pelabuhan Balohan untuk selanjutnya menuju Bandara Sultan Iskandar Muda. Tidak semua pantai memang dapat saya jejali. Tapi sudahlah. Simpan itu semua, hingga saya kembali ke Weh untuk petualangan berikutnya.

Jadwal Regular dan Harga Tiket Kapal Cepat Menuju Pulau Weh
                    
Nama Kapal
Rute (Jam)
Harga Tiket (Rp)
Ulee Lheu - Balohan 
Balohan – Ulee Lheu
Ekonomi
Bisnis
VIP
Pulo Rondo 
09:30
16:00
60.000
75.000
85.000
Bahari
16:00
08:00
55.000
65.000
85.000
*Kapal Bahari khusus  hari Jumat, berangkat pukul 16:30 dari Ulee Lheu.
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 0651-7409194 dan 085260580996.

Penginapan di Pulau Weh
·     Sabang Hill Hotel
Jl. Iskandar Muda No 27
Kebun Merica, Sabang
Telp: 0652-21999
Email: acehsabanghill@yahoo.com
Website: www.sabanghill-aceh.com

·     Guest House Pantai Kasih
Jl. Sultan Hasanuddin No. 10
Sabang, Aceh
Telp: 0652-21066, 081377347444, 087747217639 (Bapak Ai)

·     Nagoya Inn
Jl. Cut Meutia 34
Sabang, Aceh
Telp: 0652-22311, 08126996068 (Mr. Parlan),
Website: www.nagoyainn.com

·     Montana Hotel
Jl. Surapati 20
Sabang, Aceh
Telp: 0652-22817, 085261775831
Email: hotelmontana@ymail.com

·     Kartini Home Stay
Jl. Teuku Umar 25
Sabang, Aceh

Telp: 08126925510, 085270655169

Sumber : I Love Unsyiah 


Great! The file uploaded properly. Now click the 'Verify my file' button to complete the process.